Begini Kisah Perjalanan Batu Hajar Aswad, Pernah Hilang hingga Dihancurkan


Batu Hajar Aswad ternyata pernah mengalami sejumlah peristiwa. Batu yang diyakini sebagai permata dari surga ini pernah hilang dan pecah.

Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam di dunia sebagai batu dari surga.

Batu ini pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail, kemudian diletakkan oleh Nabi Ibrahim.

Dahulu, batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab.

Peletakan Batu Hajar Aswad


Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi dalam situsnya memberikan detail sejarah peletakan kembali batu ini.

Menurut situs tersebut, Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama kali meletakkan batu Hajar Aswad ini.

Ketika Bani Bakar bin Abdi Manaf bin Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza’ah mengusir keturunan Jurhum dari wilayah Mekah.

Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi membawa serta dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur Zamzam, kemudian mereka berangkat menuju Yaman.

Tetapi, pemendaman Hajar Aswad di dalam sumur Zamzam tidak bertahan lama karena seorang wanita dari bani Khaza’ah memberitahukan kepada kaumnya.

Ia mengatakan melihat orang Jurhum memendam Hajar Aswad di sumur tersebut.

Kemudian, mereka meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya.

Hal ini terjadi sebelum pembangunan oleh Qushay bin Kilab.


Saat Mekah Dikuasai Suku Qaramitah


Setelah Mekah dikuasai oleh suku Qaramitah di bawah pimpinan Abu Tahir Al Qarmuthi, mereka membantai 1.700 orang di Masjid Al-Haram.

Selain itu, mereka merampas harta orang-orang dan perhiasan Ka’bah, merobek-robek kiswah penutup Ka’bah dan membagikannya kepada kawan-kawannya.

Mereka juga merampok benda-benda berharga dalam Ka’bah, melepas pintu Ka’bah, dan memerintahkan pula untuk mengambil talang emasnya.

Pada 606 M, ketika Mekah kebanjiran yang menyebabkan kerusakan pada Ka’bah.

Banyak kabilah Quraisy yang bersengketa mengenai orang yang harus meletakkan batu mulia ini ke tempatnya.

Setelah disepakati, orang yang harus meletakkannya adalah orang yang pertama kali masuk ke Ka’bah.

Batu Hajar Aswad Diambil Paksa


Pada 7 Zulhijah 317 H, Abu Tahir Al Qarmuthi menduduki Mekah dan mengambil Hajar Aswad dari tempatnya secara paksa.

Setelah itu tempat Hajar Aswad kosong, orang-orang yang tawaf hanya meletakkan tangannya di tempatnya saja untuk mendapatkan berkahnya.

Akhirnya Hajar Aswad dikembalikan ke tempatnya pada 10 Zulhijah 339 H, setelah 22 tahun Ka’bah kosong dari Hajar Aswad.

Pernah Dihancurkan Berulang Kali


Pada 363 H datang seorang laki-laki dari Romawi, mendekati Hajar Aswaad dan memukulkannya dengan cangkul ke pojok tempat Hajar Aswad hingga berbekas.

Ketika ia akan mengulangi perbuatannya, seorang Yaman datang dan menikamnya sampai roboh.

Pada 413 H, Bani Fatimiyah mengirim sebagian pengikutnya dari Mesir di bawah pimpinan Hakim Al-Abidi.

Di antaranya ada seorang laki-laki yang berkulit merah dan berambut pirang serta berbadan tinggi besar, sebelah tangannya menghunus pedang.

Lelaki itu lalu memukul ke Hajar Aswad sebanyak tiga kali hingga pecah dan berjatuhan.

Kemudian pada 990 H datang seorang laki-laki asing membawa sejenis kapak dan dipukulkannya ke Hajar Aswad, Pangeran Nashir menikamnya dengan belati hingga mati.

Peristiwa lain yang pernah terjadi adalah ketika di akhir bulan Muharram 1351 H datang seorang laki-laki dari Afghanistan.

Ia mencungkil pecahan Hajar Aswad dan mencuri potongan kain kiswah serta sepotong perak pada tangga Ka’bah.

Penjaga masjid mengetahui perbuatan itu kemudian menangkapnya, dia pun dihukum mati.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel